210.

Wendy masih tertawa terbahak-bahak melihat Irene yang mengejar Yerim dan Yerim yang lari tunggang langgang menghindari kakaknya itu.

Sebenarnya tweet Yerim itu bisa saja diacuhkan oleh Irene tapi entah kenapa kalau masalah seperti ini selalu dianggap serius.

Wendy agak terkejut Irene berhasil mengejar Yerim dalam waktu kurang dari lima belas menit, tujuh menit to be precised. Pasalnya, Yerim jauh lebih atletis dan memiliki stamina yang lebih stabil dari Irene karena Wendy tahu Yerim rajin mengikuti kelas pilates sedangkan kakaknya itu hanya olahraga sesekali, itu juga hanya lari pagi.

Irene berjalan kembali ke arah rumah dengan Yerim yang kepalanya sudah ia kunci dengan lengannya.

“Kak lepasin!”

“Nggak! Lo gue gantung dulu baru gue lepasin! Apa gue lepas di laut kayaknya enak, gak ninggalin jejak.”

“Gila lo ah! Kepala gue woy!”

Irene sama sekali tidak menggubris ucapan adiknya itu. Ia tetap berjalan dengan kecepatan normalnya, separuh menyeret Yerim sebenarnya.

“Wendooooy! Tolongin gue Wen! Gila nih ah buset cewek lo!” teriak Yerim lagi saat ia melihat Wendy yang terkekeh di teras rumah.

“Just shut up will you? This is between you and me.” potong Irene.

“Dih terserah gue lah manggil Wendy atau nggak?! Wen asli ini orang psikopat Wen! Lo mikir lagi deh mendingan-.... Akk!! Sakit kak!” teriak Yerim saat Irene mengeratkan kuncian lengannya

“Wen kakak gue kurang belaian anjir ini orang apa bukan sih kasar banget!” omel Yerim lagi.

“Lo makin berisik, gue makin nggak bercanda ya buat bikin lo nyesel.”

“Buset gue cuma bercanda doang ngetweet tadi! Lagian kan itu juga cuma lo lagi tidur doang!” protes Yerim.

“That’s not proper Yerim!”

“Ya kan lo nggak ngapa-ngapain sama Wendy! Unless lo emang ngapa-ngapain! Bikin video por-..” belum sempat Yerim menyelesaikan kalimatnya, Irene sudah membekap mulut Yerim dengan erat.

“Makin-makin ya lo!” muka Irene memerah karena ia tahu apa yang akan Yerim ucapkan.

Yerim yang tahu kelemahan kakaknya itu dengan segera menjilat telapak tangan Irene dan menggigit tangan kakaknya. Sontak Irene melepaskan Yerim karena ia sangat-sangat benci sesuatu hal yang kotor menempel di dirinya tanpa ada consent darinya.

“The hell?!”

Yerim langsung berlari ke arah Wendy dan menggunakan sahabatnya itu sebagai tameng. Sedangkan Wendy hanya tertawa.

“Yerim, abis gue cuci tangan lo beneran abis sama gue.” ujar Irene dengan nada yang penuh amarah.

“Bodo amat! Wendy gue jadiin sandera.”

Irene menatap Yerim dengan kesal sebelum ia benar-benar berjalan menuju keran yang biasanya digunakan untuk menyambung selang yang dipakai tukang kebun untuk menyiram halaman rumahnya.

“Iseng banget sih lo?” tanya Wendy yang masih terkekeh.

“Abis kakak gue tuh semua-semua dibawa serius sih. Makanya suka sengaja deh gue usilin kayak gini.”

“Anyway squirt gue setuju deh sama ucapan lo yang waktu itu.”

“Hah? Yang mana?”

Wendy tersenyum jahil dan memberikan kode agar Yerim mendekatkan telinganya ke arah bibir Wendy. “Your sister is not only a good kisser, she’s the best i ever had.”

Ekspresi wajah Yerim yang awalnya penasaran seketika berubah menjadi semerah tomat.

“You wanna know more? Last night we-...” bisik Wendy melanjutkan ucapannya. Namun Yerim dengan segera menjauhkan telinganya dari Wendy dan menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya.

“NO!! KEEP YOUR LOVE LIFE WITH MY SISTER FOR YOURSELF!!! BUNDA TOLONG!!!” Teriak Yerim yang langsung berlari ke dalam rumah.

Irene yang baru selesai mencuci tangannya kebingungan melihat adiknya berlari dengan ekspresi horor di wajahnya saat melihat dirinya.

“Kenapa sih dia? Ngomong aneh apa lagi ke kamu?” tanya Irene yang masih kesal dengan perbuatan Yerim.

Wendy hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum jahil. “Biarin, udah aku kasih pelajaran. Sekarang pasti dia bakal trauma deh godain kita.”

“Udah dong marahnya, Yerim juga cuma bercanda kan? Kenapa sih serius banget nanggepinnya?” lanjut Wendy. Tangannya meraih tangan Irene dan mengusap ibu jarinya pada punggung tangan Irene.

“Ya abis dia kenapa harus foto-foto kayak gitu? Udah gitu di tweet lagi!”

“Kan kayak Yerim tadi bilang? Kita juga nggak ngapa-ngapain, udah jelas-jelas itu lagi tidur. She’s just joking Hyun, like she always did.”

“That’s the problem! I just don’t like it when our private time dijadiin bercandaan kayak gitu. I can be a generous person but sometimes I don’t wanna share what’s mine.” jawab Irene. Kerutan di dahinya semakin dalam.

Oh.

Another trait of Irene that she knows just now. Irene is easily jealous and didn’t like sharing their private moment to the world. Noted.

Wendy baru sekali ini melihat Irene benar-benar marah, she’s like a volcano that is ready to explode. Masalahnya ini masih pagi dan Wendy tidak enak hati kalau nyonya Bae harus melihat dua anaknya bertengkar hanya karena Yerim yang bercandanya kelewatan dan Irene yang terlalu serius menanggapi candaan itu.

Ia berpikir keras bagaimana caranya untuk meredakan amarah Irene. Wendy melihat setiap jengkal wajah Irene, mulai dari matanya yang masih berkilat kesal, hidungnya yang bernapas dengan kasar, hingga bibirnya yang masih merengus.

Sejujurnya kalau kondisinya Irene sedang tidak marah seperti ini, Wendy ingin tertawa melihat Irene yang bersungut kesal, terutama bibirnya yang cemberut mirip seperti donald duck.

Oh.

Wendy dengan kilat mengecup bibir Irene. If last night she can make Irene listen to her words by kissing her, now she might use it again.

“What was that?” tanya Irene yang (lagi-lagi) terkejut saat mendapati Wendy menciumnya singkat.

“Your morning kiss, to make you feel better?”

“Do it again. I’m feeling a bit better, if you do it again then I will feel a lot better.”

Wendy memutar kedua bola matanya. If Irene was never in a relationship before then it means she’s just born as a natural. “But promise me setelah ini gak usah marah lagi.”

“Yep, I promise. Now we need to seal it with a kiss.”

Sedetik kemudian Wendy menepati ucapannya, ia kembali mencium bibir Irene. Awalnya Wendy hanya menempelkan bibir mereka berdua, like last night it was just started with a peck.

But then Irene justru mulai melumat bibir Wendy yang tentu saja dibalas oleh Wendy. Perlahan mata keduanya tertutup dan mereka mulai menikmati their morning kiss. Keduanya terlarut dalam ciuman mereka, their second kiss. Yang semalam Irene anggap sebagai satu kesatuan.

Setelah beberapa lama mereka berciuman, kini Wendy yang menyudahinya. Tangannya menggenggam erat tangan Irene.

“Shit Hyun, I was just teasing Yerim when I say you’re the best kiss I ever had but now you prove it to me that I was right.”

Irene tertawa disela-sela waktunya mengatur napas. Namun tawanya itu sesungguhnya hanya akting untuk menutupi perasaannya yang sesungguhnya malu bukan main.

“Also you’re a fast learner.”

And that’s the final cue for Irene. Somehow ucapan Wendy itu justru menjadi mood booster baginya.

“Well it’s because I have an amazing teacher and I’m addicted to you.” ujar Irene sebelum ia kembali mencium bibir Wendy.

Lesson number two Wendy got this morning, when Irene is in a bad mood Wendy will use this trick again, kissing Irene helps to reduce her anger.