214. Counter Attack

Selasa, 5 Desember 2023

Seperti ucapan Sagala kepada Teira, baik dirinya maupun Yesha kembali disibukkan dengan pekerjaan awal mereka. Sejujurnya menurut Sagala ada baiknya juga ia dikeluarkan dari tim yang menangani kasus Rena, setidaknya workloadnya cukup berkurang.

Namun Sagala tidak bisa memungkiri bahwa ia pun cukup penasaran dengan kelanjutan kasus Rena, terutama untuk sidang hari rabu esok dimana merupakan saat bagi tim kuasa hukum Azkan untuk melakukan pembuktian.

Tetapi Sagala tahu, ia tidak boleh mengikuti rasa penasarannya. Apa yang ia lakukan saat ini sudah sesuai dengan salah satu rencananya.

“Kak sumpah sih, gue mau ambil cuti panjang akhir tahun.” keluh Yesha yang kini sedang berada di dalam ruangan Sagala sembari menikmati waktu istirahat sepuluh menit yang diberikan Sagala.

Sebuah keluhan yang sering kali diucapkan oleh Yesha, namun sangat jarang terealisasikan.

“Mau liburan lo?”

“Iya lah! Kemana kek! Liat salju minimal!” dengus Yesha.

“Sama gue yuk? Jepang mau gak?”

“Anjir?! Jauh banget?”

“Katanya lo mau liat salju! Kalo mau deket, lo dateng aja ke mall-mall yang ada mainan salju-saljuan!”

“Lo serius gak ini kak? Kalo serius gue izin bokap nih?”

“Ya serius lah Yes! Kalo lo mau, gue bakalan seneng banget ada temennya. Secara, kan gue udah gak punya keluarga.”

Sebuah tinjuan keras mendarat di bahu Sagala.

“Sumpaaaah benci banget gue kak kalo lo udah mulai dark jokes bawa-bawa keluarga gini!” rengek Yesha.

Sagala hanya tertawa mendengar protes yang keluar dari mulut juniornya.

Namun tawa Sagala harus terhenti ketika pintu ruangannya dibuka dengan kasar oleh Sashi yang kemudian menutup pintu ruangan Sagala dengan dibanting cukup keras.

Sashi melempar satu amplop cokelat ke meja kerja Sagala.

Tindakan Sashi ini cukup membuat Yesha bergidik ngeri karena baru kali ini ia melihat Sashi mengamuk seperti itu.

“Apa sih Sas? Lo dateng marah-marah gini?!”

“Gue dari awal udah ngingetin lo Wen! Gila ya lo?! APA YANG LO CARI DARI RENA?! DIA ITU KLIEN WEN! KLIEN! DAN DIA ITU ISTRI ORANG!”

“APAAN SIH?!” Sagala balik membentak Sashi.

“LO BUKA ITU AMPLOP! GILA YA LO?! BESOK SIDANG PEMBUKTIAN ANJING! SEKARANG KITA MAU COMEBACK PAKE APA?!”

Sagala mengambil amplop yang tadi dilempar ke arahnya.

Sebuah amplop cokelat yang dikirim melalui jasa pengantaran barang dengan nama pengirim Sagala yang ditujukan kepada Sashi.

Kening Sagala mengkerut. Ia tidak pernah mengirim apapun kepada Sashi.

Tangannya membuka amplop cokelat tersebut dan betapa terkejutnya ia saat melihat foto-foto dirinya bersama dengan Rena ada disana.

Foto dirinya saat makan bersama Rena di restoran steak.

Foto dirinya saat berada di yayasan.

Foto saat dirinya mengantar Rena pulang dari proyek kereta api.

Dan beberapa foto lainnya.

Tangan Sagala bergetar sembari melihat satu per satu foto-foto tersebut.

Tepat seperti apa yang Teira katakan, Sagala memang selalu menyerang lawan-lawannya tanpa memberi jeda. Namun kali ini Sagala sama sekali tidak memprediksi bahwa lawannya pun bisa memberikannya serangan balik secara cepat.