485. Home

“Anteeee mana temennyaa……”

Mahen kembali tertawa ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Acel entah untuk keberapa kalinya.

Rena pun meninggalkan bangkunya untuk berjongkok di hadapan Acel sembari menyeka keringat yang membasahi dahi Acel.

“Sabar ya cel, katanya sebentar lagi kok.”

Acel memanyunkan bibirnya malas.

“Ikut om aja yuk? Kita liat pesawat mau nggak, cel?” tawar Mahen.

Tentu saja Acel menyambut dengan antusias tawaran dari Mahen tersebut. Ia langsung melompat turun dari bangku yang didudukinya dan menggandeng tangan Mahen.

“Gue sama Acel jalan-jalan dulu deh kak ke atas. Siapa tau bisa ngintip pesawat parkir dikit.”

“Aku nunggu sini ya, yang.” ujar Yesha yang dibalas anggukan oleh Mahen.

Pria itu mengelus puncak kepala Yesha sejenak sebelum ia kemudian berjalan bersama Acel menaiki eskalator.

“Kalian kalau mau pamer kemesraan jangan depan gue dong….” keluh Rena setelah Mahen sudah tidak terlihat dari tempat keduanya duduk.

“Idih, bentar lagi kan lo juga bisa gitu kak.”

“Iya, kalau bisa. Sagala aja sibuk banget. Gue jadi kepikiran ucapan Richard.”

Ucapan Rena membuat Yesha mengalihkan perhatian dari layar ponselnya.

“Kak Wening emang super sibuk but when it’s for her significant others, she will make time kak.”

“Is she? Kenapa Richard–....”

“Kak Wening tau dia selingkuhin, hence why she didn’t try to make more effort for him.” potong Yesha cepat.

“That’s what Kak Wen said to me and I believe it. Aku emang gak ada disana waktu dia masih sama Richard, tapi aku liat gimana Kak Wen jungkir balik buat selalu bagi waktu selama tante Isa sakit. So I believe her words and I believe now she will do the same for you.”

Mata Yesha menangkap sosok Sagala yang berjalan ke arahnya sembari mendorong troli yang membawa koper-koper Sagala. Ia sengaja tidak memberi tahu Rena karena Sagala pun telah melarangnya, setidaknya Sagala ingin memberi sedikit kejutan bagi Rena.

“She did so many things for you, kak. Gue gak boleh bilang ini sih harusnya but I do hope someday you will know the length she already went through for you so gue harap lo nggak pernah ngeraguin seberapa sayangnya kak Wen ke lo ya kak.” ucap Yesha dengan segera, sebelum Sagala menghampiri dirinya dan Rena.

Tepat disaat Rena hendak menanggapi ucapan Yesha, ia merasakan pundaknya ditepuk oleh seseorang.

Mata Rena membulat dengan sempurna ketika ia memutar tubuhnya dan mendapati sosok Sagala tersenyum lebar ke arahnya dengan kedua tangannya yang terbuka lebar.

“So, someone said she will–.... Oof!”

Sagala tidak sempat menyelesaikan kalimatnya dengan sempurna. Rena sudah terlebih dahulu bangkit dan memeluknya dengan erat.

Tangan Rena melingkari tubuh Sagala dan merengkuhnya ke dalam pelukan. Perlahan tangan Sagala pun melingkari bahu Rena untuk membalas pelukan hangat yang diberikan oleh Rena.

“I miss you so much, ga…” bisik Rena tepat di telinga Sagala.

“I miss you too, more than you can imagine.”

“Adudududu, I miss you too sih kak. I miss you three thousand.” tawa Yesha yang sengaja menjahili pasangan dihadapannya

Sagala dan Rena sama-sama tidak menggubris ujaran jahil yang terlontar dari mulut Yesha. Mereka memilih untuk menikmati momen yang sudah ditunggu-tunggu selama beberapa bulan ini.

Tangan kanan Sagala mengelus punggung Rena saat ia merasakan bagaimana Rena semakin melesakkan wajahnya di ceruk leher Sagala.

“Mana Acel?”

“Sama Mahen.”

“Ini sengaja juga biar gak usah saingan sama Acel ya?” goda Sagala sembari menggoyang tubuhnya dan Rena ke kiri dan ke kanan.

Tingkah Sagala mengundang tawa bagi Rena. Ia pun akhirnya melepaskan pelukannya dan mundur beberapa langkah, memberikan waktu bagi Yesha yang kini ganti memeluk Sagala.

“Feels good to have you back.” ucap Yesha sembari memeluk Sagala singkat.

“You won’t see me sampai akhir Februari ini, gue masih on leave.”

“Suudzon aja sih sama gue!” protes Yesha.

“Karena gue tau maksud lo pasti lo seneng sekarang ada seniornya lagi!”

“Ih lo aja yang gak tau kalau ada senior baru di kantor!” balas Yesha.

Senyuman mengembang di wajah Rena ketika ia kembali melihat interaksi Sagala dan Yesha seperti beberapa tahun silam. Tak lama kemudian manik mata Rena dan Sagala bertemu, membuat Sagala pun turut tersenyum ke arah Rena.

”It feels good to be home.”