51.

Sagala tidak terlalu ingat bagaimana caranya ia bisa berada di halaman rumah Azkan dan Rena. Tubuhnya bertindak dalam mode autopilot, mengikuti arahan Sashi yang kini bergerak cepat untuk turun dari mobil milik Sashi yang tidak terparkir dengan sempurna.

“Rena mau kemana kamu!!”

Sesosok laki-laki yang berdiri di halaman rumah sembari mencengkram tangan Rena dengan kuat. Tadi Sagala sudah memberitahu Rena bahwa posisinya dan Sashi sudah dekat dengan rumah Rena. Mungkin karena hal itu akhirnya Rena memberanikan diri untuk kabur ke luar rumah dengan harapan bisa segera pergi saat Sagala tiba.

“Lepasin kan! Aku mau pergi dari sini!”

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Rena.

“Brengsek! Kamu pikir kamu bisa kabur setelah mempermalukan aku kayak tadi?!”

“Azkan stop!” ujar Sashi

“Ngapain lo disini?! Ini namanya trespassing!”

“Saya kuasa hukumnya Rena disini. Menjaga keselamatan Rena juga salah satu tugas saya. Lebih baik sekarang kamu stop bertingkah gegabah, kecuali kamu memang mau kehilangan semuanya.” tawar Sashi.

Menghadapi orang temperamen sudah makanannya sehari-hari. Namun kali ini posisinya tidak menguntungkan. Mereka berada di rumah Azkan bukan di tempat umum. Sashi tidak memiliki pelindung apapun.

Sementara itu Sagala dengan reflek merekam kondisi saat itu. Dalam pikirannya, satu-satunya yang bisa melindungi dirinya saat ini hanyalah rekaman video.

“Eh bajingan! Ngapain lo rekam-rekam?!”

“Precautionary buat menghadapi orang kayak kamu!”

“Siapa lo berani ikut campur urusan gue sama Rena?! Lo nggak tau kenyataannya! Rena itu manipulatif! Lo pikir gue brengsek? Rena lebih bajingan!”

“Well Azkan, seenggaknya Rena punya harga diri. Dia nggak leeching off dari orang lain. Plus Rena bukan tukang selingkuh.” jawab Sagala.

Melihat sosok Sagala membuat Azkan teringat kejadian pagi tadi. Emosinya kian tersulut dengan ucapan Sagala. Azkan berjalan mendekat ke arah Sashi dan Sagala, melepaskan cengkeramannya pada Rena.

“Azkan, stop disitu.” ujar Sashi memperingati namun sama sekali tidak didengar oleh laki-laki tersebut.

“Sashi bawa Rena ke mobil lo sekarang!” ujar Sagala kepada Sashi.

Azkan terus berjalan ke arah Sagala dengan tatapan penuh amarah. Melihat adanya kemungkinan untuk membawa Rena, Sashi segera meninggalkan Sagala untuk membawa Rena seperti perintah Sagala barusan.

Sementara itu Sagala cukup merasa panik didatangi pria yang tubuhnya jauh lebih kekar dan lebih tinggi darinya. Azkan berusaha untuk merebut ponsel milik Sagala sedangkan sang empunya tentu saja berusaha untuk mempertahankan ponselnya.

Sayangnya tentu saja Azkan lebih kuat dibanding Sagala. Laki-laki itu sukses merebut ponsel Sagala lalu menginjak-injak ponsel lipat tersebut hingga patah.

Kesempatan ini digunakan Sagala untuk berlari meninggalkan Azkan dan melompat masuk ke dalam mobil Sashi.

“Sas kabur Sas buruan!! Keburu orang gilanya ngejar kita!” pekik Sagala sedikit ketakutan.