Queendom Restaurant
10. Blessing in disguise
Hari itu, seperti ucapan Yoona pada Joohyun sebelumnya, ia dan anak-anak yang ada di day care melakukan mini field trip dengan berjalan-jalan di sekeliling kompleks.
Sebagai tour guide sekaligus pengasuh, Yoona sesekali mengajari anak-anak asuhnya tentang alam sekitar. Ia memberikan definisi serta menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan jenaka yang muncul dari enam anak kecil yang bersamanya saat itu.
“Siapa yang capek?” tanya Yoona yang dijawab dengan acungan tangan oleh dua anak.
“Siapa yang haus?” kali ini tiga anak yang angkat tangan.
Yoona tersenyum melihat tingkah anak-anak ini, namun ia sedikit memperhatikan salah seorang anak asuhnya yang sedari tadi masih dalam diam.
Dirinya tahu bahwa Minjeong sedari tadi memperhatikan penjelasannya dan ia pun melihat bahwa Minjeong sempat berbicara dengan dirinya sendiri, mengulang ucapan ataupun info-info yang keluar dari mulut Yoona. Namun, Minjeong sama sekali tidak banyak berinteraksi dengan teman sebayanya.
Sepertinya nanti sore ia harus berbicara dengan Joohyun. Mungkin ada hal-hal yang luput dari perhatian Joohyun dan harus dibicarakan dengan Minjeong.
“Okay, kalau gitu kita mampir cari tempat makan ya. Sekarang semua baris, pegang pundak temennya.” ucap Yoona memberikan aba-aba.
Sesuai dugaannya, Minjeong memilih untuk berdiri di paling belakang dan mengekor teman-temannya. Kali ini Yoona memilih untuk berjalan berdampingan dengan Minjeong dan mengelus pelan kepalanya.
“Minjeong, kamu seneng nggak jalan-jalan gini?”
“Seneng.”
“Seneng kok jawabannya kayak kesel gitu?”
“Iya Minjeong sebel. Soalnya Mami udah janji mau pergi sama Minjeong tapi malah kesini.”
Yoona tertawa, “Jadi Minjeong gak suka ketemu sama aku?”
“Bukan gitu!”
“Terus?”
“Minjeong maunya sama Mami.”
“Iyaa, nanti Ibu bilangin ke Mami ya. Siang nanti pas jam istirahat, Minjeong mau telpon Mami lagi?”
Minjeong mengangguk mantap.
“Kalau gitu janji ya, Minjeong harus main sama temen-temen yang lain. Minjeong harus seneng-seneng. Nanti di restoran, Minjeong juga harus makan ya? Pasti nanti siang kalo Minjeong cerita ke Mami tentang pengalaman hari ini, Mami bakal seneng banget kalo Minjeong bisa cerita banyak.”
Minjeong terlihat menimbang-nimbang syarat yang diberikan oleh Yoona dan tak lama setelahnya ia mengangguk mantap.
“Kakak janji ya?” tanya Minjeong.
Yoona mengangguk dan menyodorkan jari kelingkingnya pada Minjeong. “Janji.”
Sang anak perempuan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Yoona yang terlihat sangat besar dibandingkan dengan jari mungil Minjeong.
“Oke, nanti Minjeong makan dan main sama temen-temen.”
Yoona tersenyum kemudian tertawa pelan, ia mengelus kembali kepala Minjeong. Membuka day care pribadi miliknya itu adalah salah satu karunia yang sangat ia syukuri. Bekerja -sembari bermain- dengan anak-anak kecil itu merupakan sarana healing yang paling mujarab ditengah kerasnya kehidupan orang dewasa.
“Okay semuanya, sekarang coba siapa yang berani nyanyi sampai kita tiba di restoran, nanti boleh pesen es krim!”
cling! cling!
Yerim menoleh ke arah pintu masuk restoran saat ia mendengar bunyi bel ketika pintu restoran dibuka.
“Selamat datang di Queen—... Oh! Halo Kak!” sapa Yerim saat menyadari bahwa tamunya adalah salah seorang yang ia kenal dengan baik.
“Halo! Hari ini aku bawa banyak pelanggan.” ujar Yoona sembari tertawa
“Hah?” tanya Yerim.
“Oh!! Halo kak!!”
Yoona melambaikan tangannya pada Seulgi dan Sakura yang sibuk membantu Seungwan selaku head chef restoran.
“Hari ini aku bawa banyak pelanggan, aku duduk di ujung aja ya? Biar mereka gak ngerecokin tamu lainnya.” ujar Yoona pada Yerim yang langsung membantu Yoona mengarahkan enam anak kecil itu ke meja paling ujung.
Enam anak kecil tersebut langsung duduk di sofa dan menghela napas mereka panjang.
“Capek bu!!” protes mereka
“Iya, iya, yang capek istirahat yaa! Ibu pilihin minuman sama makanan dulu ya!”
“Cepetan bu! Aku haus!”
“Heh kalian tuh sabar satu-satu!” protes Yerim yang melihat tamu-tamu kecilnya berebut untuk melihat buku menu.
“Kok lo bisa sabar banget sih kak?” bisik Yerim.
Yoona hanya menggelengkan kepalanya dan tertawa. “Kamu aja yang gak biasa. Eh? Ini ada menu baru?”
“Oh iya, itu biasa si Seungwan eksplor menu-menu yang belum ada disini. Itu baru aja hari ini sih dia coba bikin. Pas banget deh, dia lagi pengen bikin menu buat anak-anak.”
“I see..” Yoona mengangguk sembari memperhatikan ingredients dari menu tersebut.
“Aku pesen yang ini 4, yang ini 2. Yang fettuccine itu nggak pedes kan?”
“Bisa dibuat less spicy sih kak.”
“Oke kalo gitu less spicy ya.”
Yerim mengangguk kemudian berjalan meninggalkan meja yang ditempati oleh Yoona. Ia segera memberitahukan orderan tersebut kepada Sakura yang langsung membantu Seungwan menyiapkan pesanan.
Tak lama berselang setelah Yerim meninggalkan meja tersebut, kini ganti Seulgi yang menyambangi mereka dengan nampan berisikan jus pesanan Yoona.
“Halo adik-adik!! Ini diminum ya satu-satu! Eh! Jangan rebutan!!” ujar Seulgi sembari tertawa saat melihat tamu-tamu kecilnya itu berebut minuman.
“Seungwan sibuk banget ya?” tanya Yoona setelah ia dan Seulgi selesai membagikan minuman.
“Hari ini relatif santai sih kak. Paling abis selesai bikin pesenan meja ini, nanti dia kesini juga.”
Yoona mengangguk. “Gimana resto kalian?”
“Smooth and sailing. Ya paling ada kendala kecil dikit-dikit lah.”
“I see… Kapan-kapan aku kayaknya mau minta collab sama kalian bisa gak? Aku mikir mau bikin cooking class gitu buat anak-anak. Ya masak yang gampang-gampang aja, atau mungkin baking class juga bisa.”
“Oh, boleh sih kak. Coba ntar tanya ke Seungwan langsung. Tapi aku yakin dia sih mau-mau aja.”
Seulgi dan Yoona berbincang-bincang untuk beberapa saat sebelum akhirnya Seulgi meninggalkan meja bernomor 11 itu. Disela-sela menunggu pesanan datang, Yoona mengirimkan pesan singkat satu per satu kepada orangtua anak-anak yang dititipkan padanya. Ia memberikan update kegiatan dan beberapa foto yang tadi sempat ia ambil.
Salah satu yang memberikan balasan paling cepat adalah Joohyun. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya dan menginformasikan bahwa hari ini ia akan menjemput Minjeong lebih cepat.
“Halo semua!!” sapa Seungwan yang dibalas dengan teriakan ramai oleh anak-anak asuh Yoona tersebut
“Ayo duduk yang rapi ya, nanti ibu bagi satu-satu makanannya. Yang pintar nanti dapat hadiah!” ujar Yoona yang mengatur letak duduk anak-anak tersebut dan membagikan satu per satu santapan yang sudah ia pesan.
“Lucu banget sih kak mereka.” tawa Seungwan setelah membantu Yoona.
Keduanya memilih untuk duduk di meja yang terletak di seberang meja yang ditempati oleh 6 anak kecil tersebut. Mereka memilih untuk memberikan space bagi anak-anak untuk makan dan bersenda gurau dengan teman mereka.
Sesekali Yoona memeriksa keadaan anak asuhnya untuk memastikan bahwa mereka tidak mengalami masalah. Sembari mengawasi 6 anak tersebut, Yoona dan Seungwan berbincang-bincang tentang kehidupan mereka serta ide Yoona untuk mengadakan cooking class dengan meminta bantuan Seungwan dan teman-teman di Queendom Restaurant.
“IBU!!” teriak salah satu anak.
“Kenapa Giselle?”
“Bu!! Minjeong katanya gak bisa napas!!!”
Ucapan tersebut seketika membuat Yoona dan Seungwan menjadi alert. Mereka berdua langsung melihat keadaan Minjeong yang memang sedang kesulitan bernapas.
“Minggir dulu yang lainnya ya.” ujar Seungwan yang langsung merebahkan tubuh Minjeong di sofa sementara Yoona meminta anak-anak lain untuk menjauh dan memberikan ruang bagi Seungwan dan Minjeong.
“Kak, napasnya makin pendek-pendek.” ujar Seungwan
“Halo, Minjeong ya? Aku Seungwan. Aku buka kancing baju Minjeong sedikit ya, kakak mau mastiin sesuatu.” tambah Seungwan.
Ia membuka kancing baju Minjeong dan terkejut karena dugaannya tepat. Ia menemukan bercak-bercak kemerahan yang mulai timbul di leher dan dada Minjeong.
“Ga-gatel!!” keluh Minjeong yang menggenggam lengan baju Seungwan.
“Kak alergi kak. Dia alergi apa?” tanya Seungwan
“Minjeong gak bisa makan ayam. Tapi aku pesenin buat dia pasta fettucine kamu itu, disana kan ingredientsnya gak ada ayamnya?”
“Shit! Tadi saus pasta yang aku kasih ada ayamnya kak.”
Seungwan dengan cepat menggendong tubuh Minjeong dan berlari ke arah pintu keluar.
“Seulgi! Yerim! Cepet tutup restonya sementara! Kalian bantu kak Yoona buat balik ke day care! Gue ke RS dulu, ini Minjeong alerginya kumat.”